Cara Kerja Enzim
Enzim yang terdapat pada tubuh manusia ternyata mempunyai peran cukup penting. Melalui tahapan kerja sangat rumit dan mekanisme susah untuk dipahami, enzim memegang peranan dalam proses pencernaan tiap makanan yang masuk ke dalam tubuh. Jika tidak ada enzim tersebut maka makanan yang kita konsumsi akan susah dicerna atau akan memerlukan waktu sangat lama hingga sari makanan dapat diserap untuk proses metabolisme pada tubuh. Untuk mempelajari lebih dalam, mari kita baca pembahasan cara kerja enzim.
Setiap enzim mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan tiap enzim juga hanya dapat bekerja pada satu reaksi maupun senyawa kimia tertentu. Hal tersebut dikarenakan sifat dari enzim itu sendiri yang bersifat tetap. Adanya perbedaan tersebut memiliki pengaruh kepada cara enzim bekerja dalam pencernaan.
Sebagai biokatalisator, enzim bekerja dengan mengurangi energi yang dibutuhkan guna berlangsungnya proses reaksi kimia pada sel hidup. Adapun zat yang mana dikatalis enzim adalah substrat. Substrat tersebut mempunyai kaitan pada enzim di daerah sisi aktif. Namun, sisi aktif pada enzim hanya bisa bereaksi pada substrat tertentu saja. Maka dari itulah di awal tadi sudah disebutkan bahwa enzim bekerja dengan spesifik dan enzim bekerja hanya dengan satu reaksi.
Enzim terbilang sangat unik dalam bekerja, meski mengalami perubahan dalam hal fisik ketika mengalami reaksi ia akan kembali ke fisik semula jika reaksi tersebut sudah selesai. Cara kerja serta proses dalam tubuh yang dilakukan oleh enzim, menghasilkan sebuah senyawa intermediat dengan energi rendah. Penekanan energi aktivasi tersebut dikarenakan rangsangan enzim terhadap laju reaksi dengan cara pembentukan substant dan kompleks.
Untuk lebih jelasnya mengenai alur kerja enzim adalah seperti di bawah ini.
Teori Lock and Key
Dinamakan lock and key karena teori ini menganggap bahwa kerja enzim sama halnya dengan cara kerja kunci serta gembok. Enzim diposisikan seperti kunci yang mempunyai sisi aktif. Lalu, substrat ibaratnya seperti gembok. Substrat akan masuk ke sisi aktif seperti kunci yang masuk pada gembok. Setelah itu, substrat akan berubah menjadi produk. Jika proses tersebut telah selesai dan substrat telah dilepaskan maka substrat baru akan masuk kembali.
Teori Induksi Pas (Induced Fit)
Jika menurut teori ini, enzim memiliki kemampuan menyesuaikan bentuknya untuk dapat berikat dengan substrat. Penyesuaian bentuk tersebut memiliki tujuan agar tingkat kecocokan lebih tinggi serta menciptakan ikatan yang lebih reaktif antara enzim dengan substrat.
Sisi aktif pada enzim merupakan tempat menempelnya substrat. Maka dari itu akan terbentuk molekul bersifat kompleks. Pengikat menginduksi tingkat kesesuaian enzim yang akan meningkatkan kecocokan antara substrat dan enzim serta melakukan dorongan pada molekul kompleks substrat berada dalam kondisi reaktif. Ketika substrat masuk ke sisi aktif maka sisi aktif akan melingkupinya dan berbentuk kompleks. Sesudah produk terlepas, kondisi enzim menjadi tidak aktif kembali serta kembali ke bentuk semula hingga substrat lain melakukan reaksi yang sama ke enzim itu.
1. Faktor Temperatur
Kinerja optimal enzim dapat diperoleh apabila temperatur berada dalam rentan tertentu. Jika temperatur terlalu tinggi akan mengakibatkan kerusakan hingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya kembali. Sedangkan pada temperatur rendah, kan membuat enzim memasuki kondisi tidak aktif, namun dapat kembali aktif setelah mendapatkan kenaikan temperatur sesuai kebutuhannya. Hal ini berlaku untuk semua jenis enzim.
2. Faktor pH
Selain temperatur, pH juga dapat berpengaruh terhadap kerja enzim karena tiap enzim bekerja pada pH dengan spesifik tertentu. Hal tersebut memiliki hubungan erat terhadap lokasi enzim. Umumnya enzim akan mendapatkan kinerja maksimal ketika pH berada di rentan 6 hingga 8. Apabila terjadi perubahan pH di lingkungan dapat menyebabkan gangguan pada ikatan hidrogen enzim. Biasanya enzim akan masuk dalam kondisi inaktif bila mengalami perubahan pH lingkungan. Dengan kondisi pH yang spesifik, enzim tidak akan menimbulkan kerusakan pada sel di sekitarnya.
Itulah cara kerja enzim yang dapat saya jelaskan. Apakah ada pertanyaan atau ada poin pembahasan yang terlewatkan? Coba berikan tanggapan di komentar.
Setiap enzim mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan tiap enzim juga hanya dapat bekerja pada satu reaksi maupun senyawa kimia tertentu. Hal tersebut dikarenakan sifat dari enzim itu sendiri yang bersifat tetap. Adanya perbedaan tersebut memiliki pengaruh kepada cara enzim bekerja dalam pencernaan.
Sebagai biokatalisator, enzim bekerja dengan mengurangi energi yang dibutuhkan guna berlangsungnya proses reaksi kimia pada sel hidup. Adapun zat yang mana dikatalis enzim adalah substrat. Substrat tersebut mempunyai kaitan pada enzim di daerah sisi aktif. Namun, sisi aktif pada enzim hanya bisa bereaksi pada substrat tertentu saja. Maka dari itulah di awal tadi sudah disebutkan bahwa enzim bekerja dengan spesifik dan enzim bekerja hanya dengan satu reaksi.
Enzim terbilang sangat unik dalam bekerja, meski mengalami perubahan dalam hal fisik ketika mengalami reaksi ia akan kembali ke fisik semula jika reaksi tersebut sudah selesai. Cara kerja serta proses dalam tubuh yang dilakukan oleh enzim, menghasilkan sebuah senyawa intermediat dengan energi rendah. Penekanan energi aktivasi tersebut dikarenakan rangsangan enzim terhadap laju reaksi dengan cara pembentukan substant dan kompleks.
Baca juga: Bagian-Bagian Bunga
Untuk lebih jelasnya mengenai alur kerja enzim adalah seperti di bawah ini.
- Membuat lingkungan di mana transisi terstabilisasi guna menciptakan penurunan energi aktivasi. Contohnya dengan melakukan perubahan pada substrat.
- Menekan serendahnya energi transisi dengan cara menciptakan lingkungan reaksi yang terdistribusi oleh muatan berlawanan namun tetap mempertahankan bentuk dari substrat.
- Melewati proses pembentukan sebuah lintasan reaksi alternatif.
- Mengatur substrat kepada orientasi yang seharusnya untuk terjadinya reaksi dengan cara melakukan penurunan entropi reaksi.
Teori Cara Kerja Enzim
Jika kita melihat enzim melakukan kerja di atas, pada bagian enzim aktif mempunyai bentuk spesifik yang mana hanya dapat melakukan reaksi pada molekul yang mempunyai bentuk spesifik juga. Melalui steatment tersebut, munculah teori yang menjabarkan bagaimana enzim melakukan pekerjaannya dalam tubuh. Teori tersebut adalah lock and key dikemukakan Emil Fischer dan Induksi pas oleh Daniel Kashland.
Dinamakan lock and key karena teori ini menganggap bahwa kerja enzim sama halnya dengan cara kerja kunci serta gembok. Enzim diposisikan seperti kunci yang mempunyai sisi aktif. Lalu, substrat ibaratnya seperti gembok. Substrat akan masuk ke sisi aktif seperti kunci yang masuk pada gembok. Setelah itu, substrat akan berubah menjadi produk. Jika proses tersebut telah selesai dan substrat telah dilepaskan maka substrat baru akan masuk kembali.
Teori Induksi Pas (Induced Fit)
Jika menurut teori ini, enzim memiliki kemampuan menyesuaikan bentuknya untuk dapat berikat dengan substrat. Penyesuaian bentuk tersebut memiliki tujuan agar tingkat kecocokan lebih tinggi serta menciptakan ikatan yang lebih reaktif antara enzim dengan substrat.
Sisi aktif pada enzim merupakan tempat menempelnya substrat. Maka dari itu akan terbentuk molekul bersifat kompleks. Pengikat menginduksi tingkat kesesuaian enzim yang akan meningkatkan kecocokan antara substrat dan enzim serta melakukan dorongan pada molekul kompleks substrat berada dalam kondisi reaktif. Ketika substrat masuk ke sisi aktif maka sisi aktif akan melingkupinya dan berbentuk kompleks. Sesudah produk terlepas, kondisi enzim menjadi tidak aktif kembali serta kembali ke bentuk semula hingga substrat lain melakukan reaksi yang sama ke enzim itu.
Kerja Enzim Dipengaruhi Beberapa Faktor
Enzim juga dapat terpengaruh kerjanya apabila tidak sesuai dengan kondisi lingkungan yang dibutuhkan. Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat berpengaruh.1. Faktor Temperatur
Kinerja optimal enzim dapat diperoleh apabila temperatur berada dalam rentan tertentu. Jika temperatur terlalu tinggi akan mengakibatkan kerusakan hingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya kembali. Sedangkan pada temperatur rendah, kan membuat enzim memasuki kondisi tidak aktif, namun dapat kembali aktif setelah mendapatkan kenaikan temperatur sesuai kebutuhannya. Hal ini berlaku untuk semua jenis enzim.
2. Faktor pH
Selain temperatur, pH juga dapat berpengaruh terhadap kerja enzim karena tiap enzim bekerja pada pH dengan spesifik tertentu. Hal tersebut memiliki hubungan erat terhadap lokasi enzim. Umumnya enzim akan mendapatkan kinerja maksimal ketika pH berada di rentan 6 hingga 8. Apabila terjadi perubahan pH di lingkungan dapat menyebabkan gangguan pada ikatan hidrogen enzim. Biasanya enzim akan masuk dalam kondisi inaktif bila mengalami perubahan pH lingkungan. Dengan kondisi pH yang spesifik, enzim tidak akan menimbulkan kerusakan pada sel di sekitarnya.
Itulah cara kerja enzim yang dapat saya jelaskan. Apakah ada pertanyaan atau ada poin pembahasan yang terlewatkan? Coba berikan tanggapan di komentar.