--> Skip to main content

Herpes Zoster: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Cacar air atau herpes zoster adalah infeksi yang menyerang bagian syaraf kulit. Penyakit ini diakibatkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air, yaitu virus varisela zoster.

Jika Anda pernah mengalami cacar air dan kemudian kambuh kembali, kemungkinan ada virus varisela yang bersarang atau tumbuh pada tulang belakang maupun tulang tengkorak bagian dasar. Bila infeksi cacar air tersebut terus berlangsung lama dapat mengakibatkan herpes zoster.

Begini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Herpes Zoster

Gejala Herpes Zoster

Jika kamu menduga terkena herpes, hal pertama yang dirasakan ialah rasa sakit. Rasa sakit itu bisa berupa rasa terbakar atau serasa seperti ditusuk jarum. Terkadang juga akan muncul gatal-gatal dan mati rasa pada bagian yang terinfeksi.

Bila sudah lewat satu hari, akan muncul raum serta akan menjadi luka melepuh yang berisi air atau mirip terkena cipratan air panas. Bila luka melepuh itu sudah kering akan berubah menjadi seperti koreng.

Herpes zoster hanya akan muncul pada satu sisi bagian tubuh yang sarafnya terkena infeksi.

Selain gejala di atas, terkadang gejalanya bisa bervariasi. Ada sebagian orang mengalami nyeri namun tanpa raum. Untuk lebih jelasnya, berikut ini gejala yang umum dialami pasien.
  • Pusing
  • Demam
  • Sensitif terhadap cahaya berlebih
  • Badan terasa tidak enak dan lelah

Pada umumnya herpes zoster bukanlah penyakit serius atau akan mengakibatkan hal yang sangat fatal dan infeksi tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 12 sampai 28 hari. Namun, walau begitu sebaiknya segeralah mendatangi dokter apabila telah merasakan gejala di atas, terlebih lagi Anda pernah mengalami cacar air. Penanganan lebih dini akan mengurangi risiko komplikasi.

Baca juga: Stroke: Pengertian, Gejala dan Diagnosis

Risiko Herpes Zoster

Sampai saat ini penyebab virus varisela dapat aktif lagi belum juga diketahui apa alasannya secara pasti. Meski begitu ada beberapa faktor yang dijadikan dugaan sebagai penyebabnya. Faktor risiko itu meliputi:
  • Usia. Risiko terkena penyakit ini akan semakin meningkat seiring dengan tambahnya umur si penderita.  Biasanya orang dengan umur 50 tahun ke atas akan lebih rawan terjangkit.
  • Mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah yang diakibatkan oleh penyakit HIV/AIDS, pemakai obat steroid dalam waktu lama atau immunosupresan, dan sedang melakukan kemo terapi.
  • Akibat gangguan emosional seperti stres.

Herpes zoster tak akan menular, namun pengecualian pada orang yang sebelumnya belum pernah terkena cacar air. Mereka dapat terinfeksi dan terkena virus varisela zoster maupun cacar air.

Bagi penderita herpes zoster sebaiknya jangan melakukan kontak langsung pada bayi, wanita hamil, dan orang dengan tingkat kekebalan tubuh rendah.

Cara Mengobati Herpes Zoster

Untuk mendiagnosis herpes zoster biasanya dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan tempat munculnya, raum, rasa nyeri yang dirasakan, dan gejala lain yang kemungkinan dialami. Beberapa kasus mungkin diperlukan pengambilan sampel kulit atau cairan pada herpes untuk dilakukan pengujian lebih lanjut di laboratorium.

Tidak jauh berbeda dengan cacar air, kita tidak dapat melakukan langkah-langkah tertentu untuk mengatasi datangnya herpes zoster. Yang dapat dilakukan hanyalah melakukan pengobatan guna mengurangi rasa sakit sampai penyakit tersebut sembuh sendiri.

Obat antivirus bisa dipakai sebagai pengobatan medis untuk mengurangi dan supaya masa penyembuhan dapat berjalan lebih cepat serta mengurangi risiko akan timbulnya komplikasi. Obat akan bekerja lebih efektif apabila diminum sesudah 3 hari munculnya raum. Tetapi apabila penderita mengalami komplikasi, umumnya dokter akan menyarankan mengkonsumsinya sebelum 7 hari sesudah raum itu muncul.

Obat antivirus dikonsumsi biasanya selama waktu 7 sampai 10 hari.

Adapun orang yang memerlukan obat tersebut antara lain para manula serta orang dengan kekebalan tubuh lemah seperti penderita kanker, diabetes, dan HIV. Selain itu obat antivirus dapat juga diberikan kepada para penderita yang mengalami raum maupun nyeri sangat parah serta apabila herpes ini menimbulkan gangguan pada mata.

Dengan melakukan penanganan sedini mungkin juga akan mengurangi risiko penderita dari gangguan saraf. Dokter akan memberikan obat untuk mengobati rasa nyeri pada penderita. Adapun obat tersebut seperti:
  • Pereda rasa sakit, yaitu parasetamol, kodein, dan ibuprofen.
  • TCA (obat antidepresan trisiklik), seperti nortriptyline, amitriptyline, dan imipramine. Dosis yang akan digunakan oleh dokter mungkin akan berbeda pada setiap penderita tergantung dengan tingkat rasa nyeri yang dirasakan.
  • Antikonvulsan, yaitu pregabalin, serta gabapentin.

Di antara dua obat itu (antikonvulsan maupun antidepresan) pada umumnya akan memerlukan waktu sebelum kinerjanya dapat dirasakan.

Selain memakai obat-obatan dari ahli medis, penderita juga bisa melakukan tindakan-tindakan yang berfungsi mengurangi efek buruk dari gejala yang dialaminya.
  • Memakai pakaian berbahan lembut seperti halnya katun dan berukuran longgar.
  • Menutup bekas luka atau raum supaya tetap terjaga kebersihannya yang dapat mengurangi risiko infeksi ataupun iritasi.
  • Tidak memakai plaster yang mempunyai lapisan perekat agar ketika dilepas tidak memberikan luka kembali.

Jika rasa gatal timbul pada bagian yang beraum, dengan memakai losion kalamin bisa mengurangi gatal tersebut. Namun, sebaiknya penderita tidak memakai antibiotik yang dioleskan pada kulit demi menghindari lambatnya proses penyembuhan. Sedangkan jika luka yang ditimbulkan berupa melepuh dan berair, dapat dirawat dengan melakukan pengkompresan menggunakan air dingin.

Cara Mencegah Herpes Zoster

Langkah pertama yang dapat kita lakukan untuk mengurangi akan risiko herpes zoster, yaitu dengan melakukan vaksinasi. Pemberian vaksin tersebut direkomendasikan apabila telah memasuki usia 50 tahun ke atas. Vaksin juga bisa diberikan untuk orang yang sebelumnya telah terserang herpes zoster sehingga risiko kambuh kembali semakin kecil. Walau secara medis telah melakukan vaksinasi, tetapi hal tersebut tidak mencegah secara penuh supaya tidak terkena herpes zoster. Vaksin bertujuan mengurangi tingkat keparahan dari gejala yang akan ditimbulkan oleh penyakit ini serta membantu dalam proses penyembuhan.

Orang yang tidak menderita herpes zoster dapat menghindari penularan dengan cara seperti tidak memakai barang-barang milik penderita, yaitu baju, handuk, dan celana.

Komplikasi Herpes Zoster

Jika dilakukan pembiaran, herpes zoster bisa menyebabkan beberapa komplikasi yang tergolong serius, antara lain:
  • Postherpetic neuralgia atau kerap disebut neuralgia pasca herpes.  Kondisi nyeri yang akut ini bisa berlangsung sangat lama bahkan dapat menahun setelah raum akibat herpes zoster sembuh. Namun, hanya sebagian kecil saja orang berumur 50 tahun lebih dengan kondisi seperti ini.
  • Kebutaan. Herpes zoster yang muncul di area mata dapat memicu kebutaan karena mengakibatkan peradangan saraf dan glaukoma.
  • Gangguan saraf, meliputi inflamasi otak, gangguan pada alat pendengaran, maupun mempengaruhi keseimbangan tubuh.
  • Infeksi. Apabila lepuhan yang pecah tidak dijaga kebersihannya akan menjadi sarang kuman. Hal itu bisa saja memicu munculnya infeksi.
  • Bercak putih di tempat munculnya raum. Bekas luka yang memutih setelah raum sembuh diakibatkan rusaknya pigmen kulit akibat herpes zoster. 
Panduan Berkomentar: Anda dapat menanyakan segala hal yang berkaitan dengan topik pembahasan ini. Tetapi, komentar dengan menyisipkan link eksternal tidak akan disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar